Kamis, 22 September 2011

ARTI KESIBUKAN

Suatu hari, seorang ahli ‘Managemen Waktu’ berbicara
di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia
memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah
dilupakan oleh para siswanya. Ketika dia berdiri dihadapan
siswanya dia berkata, “Baiklah, sekarang waktunya kuis. “Kemudian
dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup
lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan
sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan
meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak
ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya,
“Apakah toples ini sudah penuh?” Semua siswanya serentak
menjawab, “Sudah!” Kemudian dia berkata, “Benarkah?” Dia lalu
meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia
memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit
mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat
tempat di antara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya
kepada siswanya sekali lagi, “Apakah toples ini sudah penuh?”Kali
ini para siswanya hanya tertegun. “Mungkin belum!”, salah satu
dari siswanya menjawab. “Bagus!” jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan
sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam
toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruangruang
kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia
bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” “Belum!” serentak para
siswanya menjawab. Sekali lagi dia berkata, “Bagus!” Lalu ia
mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam
toples, sampai toples itu terisi penuh hingga keujung atas. Lalu
si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya
dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?” Seorang
siswanya yg antusiaslangsung menjawab, “Maksudnya,
betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih
dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya!” “Bukan!”, jawab si
ahli, “Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan
kita bahwa JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU
MASUKKAN,MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT
MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.”
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu,
suami/ istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu,
kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling
berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan
batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak
akanpernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika kamu
mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka
kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu
tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan
berharga dalam hidupmu.

ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN

Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa
bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan
yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya.
Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya.
Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan
seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya
sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan
mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi
bingung mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu
persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan
dgn anak pertama. ketika pulang,ia berkata kepada bapak
Petani,” Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu
jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”
Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang
dia berkata,”Anak kedua bapak juga punya cacat yang
sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. begitu pulang ia
dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang
saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut.
Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh
kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya.
Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya
sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “ Kenapa
bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan,
Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?””
Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak
kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan...

DI MANA KITA MENEMUKAN KEBAHAGIAAN?

Konon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga
malaikatnya.
Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, “Ini
namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan
diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya
manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang
terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi
jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa
ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan
kebahagiaan itu di tempat yang bersih”.
Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat
itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut.
Tetapi dimana meletakkannya? Malaikat pertama mengusulkan,
“Letakan dipuncak gunung yang tinggi”. Tetapi para malaikat
yang lain kurang setuju. Lalu malaikat kedua berkata, “Latakkan
di dasar samudera”. Usul itupun kurang disepakati. Akhirnya
malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung
sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga
malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan
tadi.
Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di
tempat itu. Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari
hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan.
Kita semua ingin menemukan kebahagiaan.
Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya?
Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung,
ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang
sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa
bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah,
di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar
televisi, di kantor, dan lainnya. Ada pula yang mencari
kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang
bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan
mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan
lagu, ada yang mengarang buku, dll.
Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan.
Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan.
Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah
berarti belum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa
menikah tidaklah identik dengan bahagia.
Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan.
Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita. Tetapi
kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda
tersebut tidak memberi kebahagiaan.
Kita ingin menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu diletakkan
oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya?
Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat
pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat
kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat
ketiga.
Dimanakah tempatnya??? ada yang tahu???
Tempatnya adalah di “ hati yang bersih”

WANITA SEMPURNA

Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi di sebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.
"Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?" ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.
"Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Bandung, saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir inilah wanita ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ.
"Di Jakarta, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.
"Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan."
"Lantas," sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, "Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?" Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening.
Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab, "Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna."
Untuk direnungkan: Get the point?? Nobody's perfect, dear... even yourself.